Just another free Blogger theme

Saturday, 3 November 2018


Media Maya-Artikel ini disuarakan oleh anak ke dua saya, saat ini masih duduk dibangku SMP. Rifqi, namanya dan sekarang ini kelas XI SMPN 14 Makassar, ia turut menyuarakan Hari Bumi sekaligus mencurahkan keprihatinannya atas bencana yang datang dan pergi bertubi-tubi melanda planet bumi. Setiap terjadi bencana, selalu manusia sebagai korbannya. muncul pertanyaan siapa aktor dibalik bencana bumi ini?

Inilah hasil aspirasi pemikiran anak seusia Rifqi (14) tentang kehidupan satu-satunya planet yang berpenghuni. Hari Bumi kita peringati setiap tahunnya pada tanggal 22 April usai perayaan akbar Hari Kartini 21 April. Merupakan salah satu cara kita mensyukuri karunia Alloh SWT dengan segala nikmatnya, bukan hanya Hari Kartini saja orang antusias menyemarakkan keberanian pendobrak emansiapsi wanita, benar adanya emansipasi dimulai dari Kartini. Sudah seharusnya antusiasme itu ditunjukkan makhluk hidup beserta isinya, bahwa tanpa adanya planet bumi tempat makhluk hidup bernaung, mustahil akan adanya kehidupan termasuk Ibu Kartini.

Bumi merupakan sebuah karunia Tuhan Yang Maha Besar untuk kita para manusia-manusia penikmat planet ini. Akan tetapi, manusia terus menyakiti dan melukainya, sehingga manusia dapat dikatakan sebagai virus bagi planet ini. Semakin meningkatnya penduduk alias virus ini membuat bumi semakin terpuruk disebabkan simbiosis parasit ini.

Pemanasan global dan bencana alam  merupakan cara bumi sebagai planet tempat hidup bagi parasit ini untuk mengurangi keganasan penyakitnya. Sebagai parasit di bumi ini, alangkah baiknya kita merubah sikap dan pola hidup, untuk mengubah simbiosis parasit ini ke simbiosis mutualisme seperti yang dilakukan Bakteri E. Coli dalam usus manusia. Bakteri E. Coli atau Escherichia Coli selain dapat merugikan karena dapat mengganggu proses pencernaan pada manusia, juga dapat menguntungkan bagi manusia karena bakteri ini berfungsi sebagai pengurai sisi-sisa makanan yang tidak terserap secara baik terjadi dalam usus besar.

Bumi dapat dianggap sebagai sebuah tubuh yang terjangkiti berbagai penyakit komplikasi. pembakaran hutan itu sama saja seperti manusia terjangkit penyakit kulit menyebabkan tubuh terasa panas dan menyakitkan, kemacetan sama saja seperti pembuluh darah yang tersumbat akibat terjadinya penumpukan lemak, sehingga terjadi hambatan dalam pembuluh darah. Kurang lebih seperti itulah apa yang dirasakan bumi.

Bencana alam belakangan sering melanda bumi hingga membunuh korban jiwa tak lepas dari ulah tangan manusia sendiri. Sebagaimana yang dituliskan  Firman Allah QS. Ar-Rum: 41 “Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut akibat ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 Comments:

Post a Comment