Data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2018 melalui Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) menyatakan bahwa penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa terumbu karang dalam kategori jelek sebanyak 386 site (36.18%), kategori cukup sebanyak 366 site (34.3%), kategori baik sebanyak 245 site (22.96%) dan kategori sangat baik sebesar 70 site (6.56%).
Meningkatnya prosentase terumbu karang kategori jelek/rusak lebih banyak disebabkan oleh faktor alami seperti perubahan iklim yang mengakibatkan coral bleaching (pemutihan karang), dan hama/penyakit.
Faktor antropogenik seperti sedimentasi, pencemaran dan eutrofikasi hingga pengeboman dan pengambilan karang yang berlebihan juga berkontribusi pada penurunan tren.
Selain sebagai upaya pemulihan ekosistem terumbu karang, melalui diklat ini diharapkan akan melahirkan agen-agen perubahan perilaku terhadap kelestarian karang laut/coral reef.
Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan beralamat di Jalan P. Kemerdekaan Km. 17,5 Makassar, bekerjasama dengan BBKSDA Sulawesi Selatan mengadakan kegiatan Diklat Transplantasi Terumbu Karang Tahun 2019.
Diklat ini yang diikuti sebanyak 30 peserta lingkup UPT LHK Sulawesi Selatan ini diawali laporan dari panitia Andi Hariyadi.
Diklat sendiri dilaksanakan mulai Minggu, 25 Agustus 2019 ditutup tanggal 1 September 2019.
Tidak hanya di BDLHK Makassar saja, lokasi pelaksanaan lainnya di Pulau Barrang Lompo, Unhas dan Pulau Bontosua Kabupaten Pangkep.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Sulawesi Selatan dalam sambutannya menjelaskan, "Sesuai tema HUT Kemerdekaan ke-74 RI "SDM Unggul Indonesia Maju" sehubungan tema tersebut diklat ini akan berpengaruh signifikan terhadap majunya sumberdaya manusia, dan melalui pelatihan peserta diharapkan mengembangkan kapasitas SDM."
Thomas Nifinluri mengatakan, "ini sangatlah strategis untuk menyiasati dan menyikapi pelatihan terumbu transpalantasi terumbu karang merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan hasil laut menunjang pembangunan kedepan yang lebih baik."
Kemudian kaitannya dengan Diklat ini turut menunjang aspek wisata bahari. Dimana KLHK mempunyai objek wisata Taman Nasional Laut di Sulawesi diantaranya TN Taka Bonerate, TN Wakatobi, TN Raja Ampat tentunya hal ini menjadi tantangan KLHK dan seluruh unsur di Pemerintahan dan masyarakat. Ini penting agar semakin kaya informasi tentang Terumbu Karang/Coral Reff." Sebut Thomas.
"Semoga adanya Diklat ini menghasilkan Fasilitator, agen perubahan bagi Negeri Ini. Tentunya dengan diskusi yang cerdas dan inovatif." Kata Thomas.
Peserta diklat akan diajak berkunjung ke lokasi yang berada di Pulau Barrang Caddi Makassar, merupakan salah satu kepulauan Spermonde dan Pulau Bontosua Kabupaten Pangkep.
Selanjutnya dilakukan penyematan peseta tanda diklat oleh Kepala BBKSDA Sulawesi Selatan Thomas Nifinluri dan Kepala Balai Diklat LHK Makasar Edi Sulistyo serta Ketua Panitia Diklat Andi Hariyadi disaksikan oleh seluruh Peserta.
0 Comments:
Post a Comment