Just another free Blogger theme

Wednesday, 21 February 2024




Dr. Rahman Sabon Nama  Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN) Parpol Non Kontestan Pemilu 2024 mengatakan, Presiden Jokowi  berpotensi jatuh secara mengenaskan sebelum masa kekuasaannya berakhir 20 Oktober 2024 akibat dua kecurangan serius:


Pertama, kecurangan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang menyulut krisis politik dan dapat memantik perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Jokowi. Kedua, kecurangan pelaksanaan Bansos di musim Pemilu 2024 yang kental politisasi kepentingan politik dinasti Jokowi sehingga berujung pada krisis pangan beras. 


“Kecurangan penyelenggaraan Pemilu, sudah menjadi sangat masif serta menjadi konsumsi publik melalui pelbagai platform media sosial, termasuk media mainstream nasional, bahkan media-media pers di luar negeri. Ini fenomena krisis politik serius,” kata Rahman, Rabu (21/02/2024).


Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang dan Tani Tanaman Pangan dan Holtikultura Indonesia  (APT2PHI) ini, krisis politik yang tengah mengemuka, telah pula merembet pada fenomena krisis pangan beras.


Harga beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta, kata Rahman, sudah melambung naik. Akibatnya, harga eceran beras medium dan premium broken 5 % sontak melambung tinggi dari Rp 13.000/kg  naik mencapai Rp 20.000/kg.


Kenaikan harga beras itu akan mempengaruhi anggaran pengeluaran rumah tangga rakyat yang melambung tinggi,  mencapai 75-80 %, kata Rahman sembari menambahkan, “dalam kondisi inilah, rakyat akan terdorong melakukan gerakan perlawanan melalui people power, melengserkan Joko Widodo dari kursi presiden. 

 

Rahman mengatakan, sulit bagi pemerintah untuk meredam kenaikan harga beras untuk memperbaiki daya beli rakyat, walau  sudah masuk musim panen raya Februari- Mei 2024  yang diperkirakan  mencapai 60- 65 % total produksi padi nasional.


Rahman mengungkapkan bahwa stok beras yang dikuasai Bulog—hasil  import dari Kamboja dan China, sejak Oktober  2023  hingga Januari 2024 untuk memenuhi cadangan stok nasional mencapai 1,7 juta ton.


Oleh pemerintah, dikatakan bahwa tujuan impor beras tersebut  digunakan untuk program Bansos guna mengatasi dan melindungi kelompok miskin dan miskin kronis, serta  untuk menolong petani yg gagal panen akibat kekeringan panjang Elnino dan Lanino, juga masyarakat yg terkena PHK akibat krisis ekonomi dan terdampak  Covid 19.


Selain itu pemerintah mengatakan,  beras impor itu digunakan untuk kebutuhan stabilitasi harga. Tetapi faktanya, justru Bansos yang tidak mencapai target sasaran Rumah Tangga (RT),  disalah gunakan pula oleh Presiden Joko Widodo untuk politik interest pribadinya dalam  kampanye  Pilpres 2024.



Padahal, kata Rahman, kebijakan stabilisasi harga kebutuhan pangan pokok khususnya beras oleh Bulog dan lembaga pemerintah terkait sangat penting dan strategis karena akan mempengaruhi  tiga pelaku utama dalam sektor perberasan yaitu petani produsen padi, pelaku pemasaran padi/beras dan konsumen beras rakyat Indonesia.


Menurut Alumnus Lemhanas ini, anggaran Bansos pangan beras dan bantuan langsung tunai (BLT) untuk rumah tangga yang membutuhkan, telah disalah digunakan mencapai angka fantastis. Yaitu Rp 560,360 triliun, digelontorkan menjelang pemilu  2024 sejak  2023- hingga kampanye Pilpres 24 Februari 2024.


Pria asal Pulau Adonara NTT ini mengidentifikasi penyalah gunakan dana Bansos itu sebagai skandal koruptif terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka yang  harus menjadi prioritas utama untuk diusut oleh KPK.-


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 Comments:

Post a Comment