MediaMaya-Meski ada himbauan larangan mudik lebaran 1442 H, namun di negara Indonesia tetap menyambut lebaran 1442 Hijriyah penuh suka cita, sementara saudara muslim kita di Palestina menyambut hari raya idul fitri penuh dengan kesedihan, hidupnya dibawah bayang-bayang cengkraman senjata-senjata mematikan, penuh haru duka cita.
Pada hari Kamis 13 Mei 2020 juga berlangsung dua hari besar keagamaan di Indonesia yakni Hari Raya Idul Fitri 1442 H dan Kenaikan Isa Almasih.
Pada momen ini pun Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan ucapan Selamat Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih di dalam waktu berdekatan melalui akun Instagramnya @Jokowi.
Melalui sebuah video Jokowi menyampaikan Selamat Idul Fitri 1442 H kepada umat Islam di Indonesia. Jokowi menyampaikan bahwa seperti tahun lalu, Lebaran kali ini pun tetap tak leluasa bersilaturahmi karena adanya pandemi
Sementara saudara muslim di Palestina pada Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah yang seharusnya menyambutnya dengan suka cita, malah disambut serangan senjata matikan dari pasukan zionis Israel.
Serangan oleh pasukan Israel yang ditargetkan terhadap jamaah saat salat di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa, Palestina, harus direspons tegas. Majelis Ulama Indonesia menilai normalisasi hubungan dengan Israel tidak memiliki banyak manfaatnya.
"Normalisasi hubungan dengan Israel tidak banyak manfatnya. Mesir dan Turki tidak bisa menekan Israel. Negara-negara Timur Tengah lain berbondong-bondong menjalin hubungan dengan Israel," kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Muhyiddin Junaidi, saat pertemuan MUI dengan Ormas Islam di Jakarta
Kita menolak normalisasi hubungan antara negara Arab dengan Israel dan kita meminta agar negara anggota OKI yang punya hubungan diplomatik dengan Israel untuk memutuskan itu," tambahnya.
Muhyiddin memuji pernyataan tegas pimpinan tertinggi Iran Ayatullah Ali Khomeini dengan bahasa Arab yang puitis mengajak ada persatuan dan kesatuan umat Islam untuk melawan Israel sebagai negara teroris.
Kalau kita bisa melakukan hal yang sama, kita bisa meminta kepada Ketum MUI maupun Presiden RI. Kalau kita sekadar mengutuk, itu kerjaan LSM. Seribu maupun sepuluh ribu kutukan bagi Israel tidak ada gunananya. 350 resolusi PBB saja oleh Israel tidak digubris, apalagi hanya sekadar kutukan," pungkasnya.
0 Comments:
Post a Comment