Just another free Blogger theme

Wednesday, 23 December 2020

 


MediaMaya - Melansir peta bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memilki jumlah bahasa yang cukup banyak dan beragam, yang terdiri dari 718 Bahasa.

Hal ini menjadikan  Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia.

Selain itu, salah satu potensi besar bangsa Indonesia yang patut disyukuri adalah kebinekaan bahasa yang kita miliki. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki khazanah bahasa daerah terbanyak di dunia.

Untuk mengetahui tentang bahasa yang tersebar diberbagai Pulau di Indonesia, komitmen.id kali ini akan mencoba berbagi sebaran Bahasa Makassar dan Bahasa Bugis.

Bahasa Makassar terdapat di Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros, Pangkajene Kepulauan, Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Bahasa Makassar terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Lakiung yang dituturkan di Desa Barana, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto; Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, dan Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa; (2) dialek Turatea yang dituturkan di Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Bontoramba, Desa Tarowang, Kecamatan Tarowang, dan Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto; dan Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa; (3) dialek Makassar Konjo yang dituturkan di Desa Tonrorita, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa; serta (4) dialek Selayar yang dituturkan di Desa Bontobangung, Kecamatan Bontoharu dan Desa Onto, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Persentase antardialek tersebut berkisar antara 57%--72%.

Bahasa Makassar juga dituturkan di Desa Bulutellue, Kecamatan Tondong Tallasa dan Kelurahan Labakkang, Kecamatan Labakang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan; Desa Allaere, Kecamatan Tanralili dan Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros; Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya; Desa Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate; Desa Mangasa, Kecamatan Tamalate; dan Desa Bara Baraya, Kecamatan Makassar, Kabupaten Kota Makassar; Desa Katangka, Kecamatan Bontonompo, Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Desa Tonrorita, Kecamatan Biringbulu, Desa Rappoala, Kecamatan Tompobullu, dan Desa Buluttanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa; Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Bantaeng; Desa Lassang, Kecamatan Polombangkeng Utara, Desa Moncongkomba, Kecamatan Polombangkeng Selatan, dan Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Makassar merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 82%—100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Sulawesi Selatan, misalnya dibandingkan dengan bahasa Lemolang dan Laiyolo.

 

Bahasa Bugis

Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah asal di Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis terdiri atas dua puluh tujuh dialek. Dialek-dialek tersebut adalah (1) dialek Bone, (2) dialek Pangkep, (3) dialek Makassar,(4) dialek Pare-Pare, (5) dialek Wajo, (6) dialek Sidenreng Rappang, (7) dialek Sopeng, (8) dialek Sinjai, (9) dialek Pinrang, (10) dialek Malimpung, (11) dialek Dentong, (12) dialek Pattinjo, (13) dialek Kaluppang, (14) Dialek Maiwa, (15)Dialek Dialek Maroangin, (16) Dialek Wani, (17) dialek Bugis Kayowa, (18) dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon), (19) dialek Buol Bokat (Bugis Bokat),(20) dialek Jambi, (21) dialek Kalimantan Selatan, (22) dialek Lampung, (23) dialek Sulawesi Tenggara, (24) dialek Bali, (25) dialek Sulawesi Tengah, (26) dialek Riau, dan (27) dialek Kalimantan Timur.

Dialek Bone dituturkan di Kelurahan Otting, Kecamatan Tellu Siattinge; Desa Welado, Kecamatan Ajangale; Desa Waempubu, Kecamatan Amali; Desa Mattanetebua, Kecamatan Palakka; Desa Ulu Balang, Kecamatan Salomekko; Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre; Desa Gaya Baru, Kecamatan Tellulimpoe; Desa Gona, Kecamatan  Kajuara, Kabupaten Bone.

Dialek Pangkep dituturkan di Kelurahan Samalewa, Kecamatan Bungoro; Desa Kanaungan, Kecamatan Labakkang; Kelurahan Bonto Matene, Kecamatan Segeri; dan Desa Pitue, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Dialek Makassar  dituturkan di Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Bontoala, Kabupaten Kota Makassar.

Dialek Pare-Pare  dituturkan di Kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki; Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung; dan Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Kota Pare Pare.

Dialek Wajo  dituturkan di Desa Ongkoe, Kecamatan Belawa; Desa Liu, Kecamatan Sabangparu; Desa Poleonro, Kecamatan Gilireng; Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe; Desa Lapauke, Kecamatan Pammana; dan Desa Tosora, Kecataman Majauleng, Kabupaten Wajo.

Dialek Sidenreng Rappang dituturkan di Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang; Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa; dan Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang.

Dialek Sopeng dituturkan di Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata; Desa Leworeng, Kecamatan DonriDonri; Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa; Desa Congko, Kecamatan Marioriwawo; Desa Citta, Kecamatan Citta; dan Desa Kebo, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng.

Dialek Sinjai dituturkan di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur; serta Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur dan Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai.

Dialek Pinrang dituturkan di Desa Mattirotasi, Kecamatan Mattiro Sompe; Desa Padakkalawa, Kecamatan Mattiro Bulu; Desa Maccoralaie, Kecamatan Watang Sawitto; Kelurahan Watang Suppa, Kecamatan Suppa; Kelurahan Lansirang, Kecamatan Lansirang; Desa Malongi-longi, Kecamatan Lansirang; Desa Tiroang, Kecamatan Tiroang; Desa Leppanggang, Kecamatan Patampanua; dan Desa Paria, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.

Dialek Malimpung dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. Dialek Dentong dituturkan di Desa Laiya, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.

Dialek Pattinjo dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua dan di Desa Rajang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.

Dialek Kaluppang dituturkan di Desa Kaballangan, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.

Dialek Maiwa tersebar di Desa Bungin, Kecamatan Bungin dan di Desa Patondon Salu, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. DialekMaroangin tersebar di Desa Tuncung/Kaluppang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang.

Dialek Wani  dituturkan di Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Dialek Bugis Kayowa dituturkan di Desa Kayowa, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon) dituturkan di Desa Pomayagon, Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.

Dialek Buol Bokat (Bugis Bokat) dituturkan di Desa Bokat, Kecamatan Bokat dan di Kelurahan Leok I, Kecamatan Biau, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar antara 51%—80%;

Bahasa Bugis juga tersebar di beberapa daerah lain, seperti di Kepulauan Seribu (Jakarta), Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Lampung, Riau, dan NTB.

Selain itu, penutur bahasa Bugis juga dapat ditemukan di Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, dan Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada daerah sebaran tersebut, bahasa Bugis berdampingan dengan bahasa Tolaki (di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara) dan bahasa Morunene (di Kabupaten Bombana) yang merupakan bahasa penduduk asli.

Bahasa Bugis yang digunakan di daerah lain di luar Sulawesi Selatan, semuanya menunjukkan adanya perbedaan dialek atau merupakan variasi dialektal.

Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan dengan isolek Bugis yang ada di Kepulauan Seribu Jakarta (Desa Sabira dan Desa Kelapa Dua) memiliki persentase antara 43%--45%; Isolek Bugis yang ada di Jambi (Kampung Laut) memiliki persentase 52%; isolek Bugis yang ada di Kalimantan Selatan (Desa Juku Eja) memiliki persentase79%; Isolek Bugis yang ada di Kalimantan Timur (Tanjung Palas) memiliki persentase  69%; isolek Bugis di Sulawesi Tenggara (Desa Lapao-pao) memiliki persentase 59%; isolek Bugis yang ada di Sulawesi Tengah (Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga) 62%; isolek Bugis yang ada di Bali (Desa Serangan) memiliki persentase54%; isolek Bugis yang ada di Lampung (Desa Kota Karang) memiliki persentase79%; isolek Bugis yang ada di Riau Pulau kecil (di Kabupaten Indragiri Hilir) memiliki persentase69%; dan isolek Bugis yang ada di Riau Sungai Sebesi (Kabupaten Indragiri Hilir) memiliki persentase 79% dan isolek Bugis di NTB (Teluk Santong) 49%.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 85%--91% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan, misalnya dibandingkan dengan bahasa Makassar.

Sumber: kemendikbud.go.id

 

 


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 Comments:

Post a Comment