|
MediaMaya - Melansir peta bahasa Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan memilki jumlah bahasa yang cukup banyak dan beragam, yang
terdiri dari 718 Bahasa.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan
terbesar di dunia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
terbesar di dunia.
Selain itu, salah satu potensi besar
bangsa Indonesia yang patut disyukuri adalah kebinekaan bahasa yang kita
miliki. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki
khazanah bahasa daerah terbanyak di dunia.
Untuk mengetahui tentang bahasa yang
tersebar diberbagai Pulau di Indonesia, komitmen.id kali ini akan mencoba
berbagi sebaran Bahasa Makassar dan Bahasa Bugis.
Bahasa Makassar terdapat di Kabupaten
Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros, Pangkajene Kepulauan, Kepulauan
Selayar, dan Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Bahasa Makassar terdiri atas empat
dialek, yaitu (1) dialek Lakiung yang dituturkan di Desa Barana, Kecamatan
Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto; Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba
Opu, dan Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa; (2) dialek
Turatea yang dituturkan di Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Bontoramba, Desa
Tarowang, Kecamatan Tarowang, dan Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea,
Kabupaten Jeneponto; dan Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa; (3) dialek Makassar Konjo yang dituturkan di Desa Tonrorita,
Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa; serta (4) dialek Selayar yang
dituturkan di Desa Bontobangung, Kecamatan Bontoharu dan Desa Onto, Kecamatan
Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Persentase antardialek tersebut
berkisar antara 57%--72%.
Bahasa Makassar juga dituturkan di
Desa Bulutellue, Kecamatan Tondong Tallasa dan Kelurahan Labakkang, Kecamatan
Labakang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan; Desa Allaere, Kecamatan Tanralili
dan Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros; Kelurahan Daya,
Kecamatan Biringkanaya; Desa Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate; Desa
Mangasa, Kecamatan Tamalate; dan Desa Bara Baraya, Kecamatan Makassar,
Kabupaten Kota Makassar; Desa Katangka, Kecamatan Bontonompo, Kelurahan
Lanna, Kecamatan Parangloe, Desa Tonrorita, Kecamatan Biringbulu, Desa
Rappoala, Kecamatan Tompobullu, dan Desa Buluttanna, Kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa; Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Bantaeng;
Desa Lassang, Kecamatan Polombangkeng Utara, Desa Moncongkomba, Kecamatan
Polombangkeng Selatan, dan Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten
Takalar.
Berdasarkan hasil
penghitungan dialektometri, isolek Makassar merupakan sebuah bahasa dengan
persentase perbedaan berkisar antara 82%—100% jika dibandingkan dengan
bahasa-bahasa lainnya yang ada di Sulawesi Selatan, misalnya dibandingkan
dengan bahasa Lemolang dan Laiyolo.
Bahasa
Bugis
Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah asal di
Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis terdiri atas dua puluh tujuh dialek.
Dialek-dialek tersebut adalah (1) dialek Bone, (2) dialek Pangkep, (3) dialek
Makassar,(4) dialek Pare-Pare, (5) dialek Wajo, (6) dialek Sidenreng Rappang,
(7) dialek Sopeng, (8) dialek Sinjai, (9) dialek Pinrang, (10) dialek
Malimpung, (11) dialek Dentong, (12) dialek Pattinjo, (13) dialek Kaluppang,
(14) Dialek Maiwa, (15)Dialek Dialek Maroangin, (16) Dialek Wani, (17) dialek
Bugis Kayowa, (18) dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon), (19) dialek Buol
Bokat (Bugis Bokat),(20) dialek Jambi, (21) dialek Kalimantan Selatan, (22)
dialek Lampung, (23) dialek Sulawesi Tenggara, (24) dialek Bali, (25) dialek
Sulawesi Tengah, (26) dialek Riau, dan (27) dialek Kalimantan Timur.
Dialek Bone dituturkan di Kelurahan Otting, Kecamatan
Tellu Siattinge; Desa Welado, Kecamatan Ajangale; Desa Waempubu, Kecamatan
Amali; Desa Mattanetebua, Kecamatan Palakka; Desa Ulu Balang, Kecamatan
Salomekko; Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre; Desa Gaya Baru, Kecamatan
Tellulimpoe; Desa Gona, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.
Dialek Pangkep dituturkan di Kelurahan Samalewa, Kecamatan
Bungoro; Desa Kanaungan, Kecamatan Labakkang; Kelurahan Bonto Matene,
Kecamatan Segeri; dan Desa Pitue, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkajene
Kepulauan. Dialek Makassar dituturkan di Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan
Bontoala, Kabupaten Kota Makassar.
Dialek Pare-Pare dituturkan di Kelurahan Wattang
Bacukiki, Kecamatan Bacukiki; Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung; dan
Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Kota Pare Pare.
Dialek Wajo dituturkan di Desa Ongkoe, Kecamatan
Belawa; Desa Liu, Kecamatan Sabangparu; Desa Poleonro, Kecamatan Gilireng;
Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe; Desa Lapauke, Kecamatan Pammana; dan
Desa Tosora, Kecataman Majauleng, Kabupaten Wajo.
Dialek Sidenreng Rappang dituturkan di Desa Bulo,
Kecamatan Panca Rijang; Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa; dan Desa Buae,
Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang.
Dialek Sopeng dituturkan di Kelurahan Botto, Kecamatan
Lalabata; Desa Leworeng, Kecamatan DonriDonri; Kelurahan Limpomajang,
Kecamatan Marioriawa; Desa Congko, Kecamatan Marioriwawo; Desa Citta,
Kecamatan Citta; dan Desa Kebo, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng.
Dialek Sinjai dituturkan di Desa Manurung, Kecamatan
Malili, Kabupaten Luwu Timur; serta Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur
dan Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai.
Dialek Pinrang dituturkan di Desa Mattirotasi, Kecamatan
Mattiro Sompe; Desa Padakkalawa, Kecamatan Mattiro Bulu; Desa Maccoralaie,
Kecamatan Watang Sawitto; Kelurahan Watang Suppa, Kecamatan Suppa; Kelurahan
Lansirang, Kecamatan Lansirang; Desa Malongi-longi, Kecamatan Lansirang; Desa
Tiroang, Kecamatan Tiroang; Desa Leppanggang, Kecamatan Patampanua; dan Desa
Paria, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang.
Dialek Malimpung dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan
Patampanua, Kabupaten Pinrang. Dialek Dentong dituturkan di Desa Laiya,
Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
Dialek Pattinjo dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan
Patampanua dan di Desa Rajang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang.
Dialek Kaluppang dituturkan di Desa Kaballangan, Kecamatan
Duampanua, Kabupaten Pinrang.
Dialek Maiwa tersebar di Desa Bungin, Kecamatan Bungin dan
di Desa Patondon Salu, Kecamatan Maiwa, Kabupaten
Enrekang. DialekMaroangin tersebar di Desa Tuncung/Kaluppang, Kecamatan
Maiwa, Kabupaten Enrekang.
Dialek Wani dituturkan di Desa Wani Satu, Wani Dua,
dan Wani Tiga, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi
Tengah.
Dialek Bugis Kayowa dituturkan di Desa Kayowa, Kecamatan
Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon) dituturkan di Desa
Pomayagon, Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dialek Buol Bokat (Bugis Bokat) dituturkan di Desa Bokat,
Kecamatan Bokat dan di Kelurahan Leok I, Kecamatan Biau, Kabupaten Buol,
Provinsi Sulawesi Tengah. Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar
antara 51%—80%;
Bahasa Bugis juga tersebar di beberapa daerah lain,
seperti di Kepulauan Seribu (Jakarta), Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Bali, Lampung, Riau, dan NTB.
Selain itu, penutur bahasa Bugis juga dapat ditemukan di
Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, dan Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Pada daerah sebaran tersebut, bahasa Bugis berdampingan
dengan bahasa Tolaki (di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara) dan bahasa Morunene
(di Kabupaten Bombana) yang merupakan bahasa penduduk asli.
Bahasa Bugis yang digunakan di daerah lain di luar
Sulawesi Selatan, semuanya menunjukkan adanya perbedaan dialek atau merupakan
variasi dialektal.
Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan dengan isolek Bugis yang
ada di Kepulauan Seribu Jakarta (Desa Sabira dan Desa Kelapa Dua) memiliki
persentase antara 43%--45%; Isolek Bugis yang ada di Jambi (Kampung Laut)
memiliki persentase 52%; isolek Bugis yang ada di Kalimantan Selatan (Desa
Juku Eja) memiliki persentase79%; Isolek Bugis yang ada di Kalimantan Timur
(Tanjung Palas) memiliki persentase 69%; isolek Bugis di Sulawesi
Tenggara (Desa Lapao-pao) memiliki persentase 59%; isolek Bugis yang ada di
Sulawesi Tengah (Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga) 62%; isolek Bugis
yang ada di Bali (Desa Serangan) memiliki persentase54%; isolek Bugis yang
ada di Lampung (Desa Kota Karang) memiliki persentase79%; isolek Bugis yang
ada di Riau Pulau kecil (di Kabupaten Indragiri Hilir) memiliki
persentase69%; dan isolek Bugis yang ada di Riau Sungai Sebesi (Kabupaten
Indragiri Hilir) memiliki persentase 79% dan isolek Bugis di NTB (Teluk
Santong) 49%.
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis
merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 85%--91%
jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan, misalnya
dibandingkan dengan bahasa Makassar.
Sumber: kemendikbud.go.id
|