Maros - Bertempat di Sekertariat Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Universitas Muslim Maros (FAPERTAHUT UMMA) melakukan Bimbingan Teknis Pembuatan Tepung Berbahan Tongkol Jagung pada Kamis, 12 September 2024.
Tim Dosen PKM FAPERTAHUT UMMA yang terdiri dari 3 (tiga) orang Dosen dan 3 (tiga) orang Mahasiswa Prodi Agroteknologi FAPERTAHUT UMMA, dinakhodai oleh Ibu Dr. Ir. Bibiana Rini Widiati Giono, M.P dengan beranggotakan Bapak Dr. Haerul, S.P., M.Si., Dr. Mohammad Anwar Sadat, S.P., M.Si, dan Mahasiswa Prodi Agroteknologi diantaranya: Musdalifa, Nurjannah dan Aliya Reski Fhadilah.
Kegiatan Bimtek tersebut dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Cenrana, Musniar Muhusini, SKM, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cenrana, Bapak H. Bahtiar, S.P., M.P. beserta seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se-Kecamatan Cenrana, Biro Sistem Informasi, Bapak Hajar, S.E., M.M, Wakil Dekan II FAPERTAHUT UMMA Bidang Keuangan dan Administrasi, Ibu Dr. Nining Haerani, S.P., M.P., Ketua Program Studi Agroteknologi FAPERTAHUT UMMA, Ibu Dr. Andi Herwati, S.P., M.Si., Ketua Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) FAPERTAHUT UMMA, Bung Aswadi Hamid, Ketua KWT Anggrek, Ibu Suriati beserta seluruh anggota kelompoknya.
Ketua Tim Dosen PKM FAPERTAHUT UMMA, Ibu Dr. Ir. Bibiana Rini Widiati Giono, M.P mengemukakan bahwa tongkol jagung yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah pertanian oleh sekelompok Petani, khususnya Petani di Desa Rompegading, ternyata memiliki kandungan gizi yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan kaya akan serat. Tongkol jagung memiliki serat kasar tinggi dan rendah protein sehingga perlu diolah untuk meningkatkan nilai gizi.
Lebih lanjut Ketua Tim PKM yang biasa disapa Ibu Dr. Rini, memberikan pencerahan dihadapan Ibu-ibu KWT Anggrek bahwa tongkol jagung memiliki kandungan nutrisi yang terdiri dari bahan kering 90,0%, protein kasar 2,8%, lemak kasar 0,7%, abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%, lignin 6,0% dan ADF 32%.
"Tongkol jagung yang hanya menjadi limbah pertanian di Desa Rompegading, dapat diolah hingga menjadi tepung tongkol jagung melalui beberapa tahapan, diantaranya: sortasi/pemilahan tongkol jagung yang baik, pencucian, perebusan, pengeringan, penghalusan atau penepungan. Adapun tahap awal yang paling utama harus dilakukan, yaitu sortasi dengan tujuan untuk memilih tongkol jagung yang memiliki kondisi yang baik," ucap Ibu Dr. Ir. Bibiana Rini Widiati Giono, M.P.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Prodi Agroteknologi FAPERTAHUT UMMA, Ibu Dr. Andi Herwati, S.P., M.Si mengungkapkan apresiasi yang setinggi-tingginya atas antusias dan partisipasi aktif dari Ibu-ibu KWT Anggrek, mengikuti kegiatan bimtek pembuatan tepung dengan bahan baku dari tongkol jagung.
"Semoga kehadiran program yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Pendidikan Tinggi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Rompegading, khususnya bagi KWT Anggrek untuk menampilkan inovasi baru melalui pemanfaatan bahan yang ada di sekitar kita," ujar Ibu Dr. Andi Herwati, S.P., M.Si.
Citizen report : Aswadi Hamid (Mahasiswa UMMA)