Just another free Blogger theme

Friday, 31 March 2023




Jakarta - Pengusaha Indonesia yang fokus pada inovasi teknologi pengelolaan sampah, Syamsunar menilai bahwa sampah bisa bernilai ekonomi tinggi dan jika dikelola oleh desa melalui BUMDESA, menurut dia, sampah yang selalu menjadi masalah, justru bisa meningkatkan perekonomian desa serta membangun lapangan kerja baru.


"Jika dikelola dengan benar, sampah bisa meningkatkan perekonomian setiap desa di Indonesia, baik dari hasil olahan sampah maupun potensi lapangan kerja baru bagi masyarakat desa," ungkap Syamsunar, dalam keterangan pers tertulis kepada media, Senin (27/03/2023).


Syamsunar dalam workshop Pengembangan Ekonomi Desa Melalui Penguatan Kewirausahaan dan Industri Menengah, yang diselenggarakan di Auditorium Kemendes PDTT, Jakarta, menjelaskan juga bahwa Indonesia pernah menjadi juara 2 dunia penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut. Sedangkan sampah yang masuk ke TPA, hampir 5 juta ton sampah per tahun yang menumpuk tanpa dikelola. 


Selain inovasi pengelolaan sampah, produksi sampah juga harus ditekan. Salah satunya adalah penggunaan bahan-bahan dan produk yang ramah lingkungan, contohnya penggunaan bahan UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) yang bisa digunakan untuk daun jendela, daun pintu bahkan bisa juga untuk atap rumah. 


Penggunaan bahan UPVC yang sudah memiliki sertifikat green line sudah dipastikan aman bagi lingkungan hidup dan alam sekitar, tidak seperti plastik atau PVC biasa, kusen UPVC sudah tidak memiliki racun yang berbahaya bagi lingkungan dan dapat di daur ulang secara alami dengan waktu yang jauh lebih singkat dari plastik pada umumnya.


Menurut Syamsunar, bahan UPVC yang sempat ditunjukan sebagai contoh dalam pemaparannya adalah produk dari PT FALKEN UPVC, selain bisa menjadi solusi menekan produksi sampah, juga memiliki banyak keunggulan seperti pemasangannya yang mudah, perawatan juga mudah dan lebih tahan lama. Bahan UPVC, lanjut dia, juga cocok dengan iklim Indonesia yang tropis, karena  UPVC tidak tembus dan tahan panas. Bahkan bahan UPVC juga sangat menghemat energi seperti penggunaan di dalam ruangan ber AC, dibanding bahan-bahan dari kayu karena bahan UPVC tidak menyerap udara dingin dari AC seperti kayu. 


"Selain itu, kalau bahan kayu kan bisa keropos, bisa dimakan rayap. Lalu kalau bahan sejenis besi bisa berkarat, bahan UPVC kebal semua itu" tutup Syamsunar.


Kolaborasi industri dengan desa yang dalam hal ini Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sudah dilakukan oleh pabrik industri FALKEN UPVC yang dikelola oleh Syamsunar, dan tentu keberlanjutan kerjasama melalui kegiatan workshop atau pelatihan sebagai aplikator dapat berjalan dan terus berlanjut karena peluang dan potensi  ekonomi serta kebutuhan tenaga kerjanya begitu besar dan terbuka lebar. Untuk diketahui, workshop ini dihadiri oleh  Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kemendes PDTT, Ir. Harlina Sulistyorini MSi sebagai keynote speaker dengan pembicara lainnya yaitu Direktur Pelayanan Investasi Kemendes PDTT, Dr. Supriyadi, Asdep Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Dr. Ing Hendro Wicaksono, pelaku usaha, Syamsunar dan Direktur Eksekutif Youth Climatree Indonesia, Dr Robert E. Sudarwan. 


Kemudian hadir juga utusan dari, MABES TNI AD, Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), AFARA, HUMINDO MEGA PRATAMA, FALKEN UPVC, GITINDO LIVINA TAMA dan GreatEdu.

 


Jakarta - Keluarga Besar Maumere Jakarta Raya (KBM JAYA) menerima buku tentang Frans Seda dari Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Buku yang merupakan intisari dari para narasumber dan tokoh dalam seminar KBM JAYA bertema,”Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa” yang digelar Jumat (20/1/2023) lalu di Jakarta untuk memperkuat penetapan Frans Seda sebagai pahlawan nasional. 

Serah terima buku dilakukan di Bentara Budaya, Jakarta, Selasa (28/3/2023) yang diawali dengan silaturahmi kedua pihak.

Hadir dari KBM Jaya adalah Petrus Selestinus (Ketua Umum KBM JAYA), Jack Jagong (Sekretaris Umum KBM JAYA), Ery Seda (putri Frans Seda), Cathy Loudoe (Bendahara Umum KBM JAYA), Capt. Marcellus Hakeng (Ketua Panitia), Farida Denura (Sekretaris Panitia), Heri Soba (Tim Penyusun), Hendrik Gama (Wakil Ketua KBM JAYA), dan Robert Keytimu (Pengurus KBM JAYA). 

Sementara dari Kompas Gramedia dihadiri Glory Rosari Oyong, Corporate Communication Director Kompas Gramedia, Andi Tarigan GM. Gramedia Pustaka Utama, Immanuel V. Naffi, Manager Editorial dan Produksi Nonfiksi Gramedia Pustaka Utama serta Ilham Khoiri, GM Communication Management & Bentara Budaya.

Petrus Selestinus menyampaikan apresiasi pada Percetakan Kompas Gramedia yang berkenan menerbitkan buku yang disusun dari rekomendasi seminar KBM beberapa waktu lalu. 

Dia menegaskan bahwa Frans Seda sudah sangat layak untuk dijadikan sebagai pahlawan nasional. Karya dan pengabdiannya sudah teruji dalam bidang keuangan, perkebunan dan transportasi.

“Buku ini merupakan salah satu bagian dari sejumlah upaya untuk mewujudkan Frans Seda sebagai pahlawan nasional. Secara prosedur dan administrasi kenegaraan sudah dilakukan oleh tim khusus bersama jajaran pemerintah daerah NTT dan Kabupaten Sikka,” kata Petrus.

Selain Kompas Gramedia, Petrus juga berharap semua pihak ikut mendukung upaya tersebut. Apalagi Frans Seda merupakan sosok yang banyak berkontribusi bagi Indonesia.

Sementara Glory Rosari Oyong, Corporate Communication Director Kompas Gramedia menjelaskan Kompas Gramedia sangat mendukung upaya untuk menetapkan Frans Seda sebagai pahlawan nasional. Selain karya yang begitu besar, Frans Seda juga merupakan salah satu sosok pendiri Kompas Gramedia. 

Ery Seda memberikan apresiasi atas langkah KBM JAYA dan inisiatif Kompas Gramedia. Dia berharap apa yang dilakukan KBM JAYA dan Kompas Gramedia ini memperkuat usulan yang sudah disampaikan ke Kementerian Sosial. 

“Usulan ini pernah disampaikan oleh Pemprov NTT pada tahun 2012 lalu. Semoga kali ini bisa lebih memperkuat berbagai persyaratan yang diminta. Saya juga sudah menerima laporan dari tim pengusul bersama Pemprov NTT sudah menyerahkan semua dokumen pada Senin (27/3/2-23) lalu,” ujar Ery yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) ini.

Sementara itu, Capt. Marcellus Hakeng sebagai Ketua Panitia yang juga salah satu tokoh muda di NTT memberikan penekanan khusus perihal legacy yang diberikan KBM JAYA bagi anak-anak muda yang belum mengenal dan belum pernah berinteraksi langsung dengan sosok Frans Seda. 

"Semoga dengan kehadiran buku ini bisa menambah wawasan dan cakrawala tentang siapa Frans Seda, dan kenapa kita Bangsa Indonesia harus menjadikan Frans Seda sebagai Pahlawan Nasional," tegas Capt. Marcellus Hakeng.

"Dokumen usulan nama Frans Seda sebagai pahlawan nasional sendiri telah sampai ke Kemensos. Dokumen ini berupa 5 buku yang dicetak masing-masing 17 eksemplar. Seluruhnya dibawa oleh perwakilan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi NTT dan Dinsos Kabupaten Sikka," pungkasnya. (*)

Saturday, 25 March 2023



PEKANBARU-- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga merupakan Praktisi Hukum asal Provinsi Riau turut menyampaikan rasa Keprihatinannya, atas banyaknya Perkara Hukum yang menimpa Pengusaha Tambang Nikel dari Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang bernama Helmut Hermawan.

Saat ini, Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Citra Lampia Mandiri (CLM) itu tergeletak tak berdaya dan opname di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kota Makassar.

Kendati dalam kondisi yang sangat Memprihatinkan, Polisi tetap saja dengan gagahnya Memborgol tangan Pengusaha Tambang itu.

Mental dan Karakter ala "Irjen Sambo" ternyata masih menular sampai saat ini. Polri dalam bahaya! Kasus Persengketaan yang diduga melibatkan Wakil Menteri Hukum dan Ham (Wamenkumham) RI, Edward Omar Sharif Hiariej dan Pengusaha Raksasa yang bernama Haji Isam ternyata justru menjadikan para Penyidik di Kepolisian Latah, sepertinya Gaya "Polisi Sambo" mau di Pertontonkan kembali.

Terseretnya nama Wamenkumham dan Haji Isam atas kasus Sengketa Kepemilikan Saham Perseroan Perusahaan Tambang Nikel tersebut kembali memantik amarah Rakyat! Gelombang Perlawananpun segera terjadi.

Prihatin Lihat Kondisi Helmut Hermawan, Aktivis HAM: "Segera Lakukan Gelar Perkara Ulang!"

Bagi Larshen Yunus, terhadap perkara apapun yang menimpa Helmut Hermawan, harus didasari dengan Basis Penegakan Hukum yang Jujur. Gelar Perkara Ulang, Ekspos dan Pastikan bahwa Hukum adalah Pembuktian.

"Kalaupun masih ada isu tentang berlakunya Pengaruh Orang Kuat dan Tangan Besi terkait Perusahaan Tambang itu, maka sudah sepatutnya Rakyat Bersatu! Telanjangi Perkara itu, Lakukan Gelar Perkara Ulang, Ekspos dan Pastikan bahwa Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri mengetahui Persis, bila perlu diberikan Atensi terhadap Proses Penanganan Hukum tersebut" harap Larshen Yunus.

Kasus Kriminalisasi Pengusaha Tambang, Aktivis HAM Ajak Presiden Jokowi dan Kapolri Perhatikan Kondisi Helmut Hermawan.

"Bagi kami, perkara ini sangat aneh! ada seseorang yang diperlakukan sangat tidak wajar atas hal-hal yang dituduhkan kepadanya. Helmut Hermawan Sudah seperti Teroris!!! Perkara ini sarat akan tindakan Arogansi Kekuasaan dan Kriminalisasi oleh Aparat Penegak Hukum. Tolong Kami Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Kapolri. Kok masih ada yang beginian?" ujar Larshen Yunus, Aktivis HAM yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bidang Minyak dan Gas Bumi.

Hingga berita ini diterbitkan, Sabtu (25/3/2023) Perkara Sengketa yang menimpa Pengusaha Tambang Helmut Hermawan mesti dijadikan Atensi Bersama. Presiden dan Kapolri wajib mengetahui Kronologisnya. Jangan sampai ada Udang dibalik Batu. Pola-Pola "Polisi Sambo" harus dibumi hanguskan! Kasus Sengketa kok jadi Menyiksa Rakyat seperti ini. Rakyat indonesia juga diajak untuk sama-sama Plototin perkara tersebut. Jangan sampai budaya Kriminalisasi dianggap menjadi suatu Pembenaran.

Wamenkumham dan Haji Isam Dianggap Punya Tangan Besi, Aktivis HAM: "Kami Prihatin Atas Kondisi Helmut Hermawan"

Terakhir, Larshen Yunus dan kawan-kawan Aktivis HAM berencana untuk berangkat ke Jakarta, usai mengirim Surat Elektronik kepada Kantor Sekretariat Presiden (KSP) dan Mabes Polri. Buntut perkara yang menimpa Pengusaha Tambang Helmut Hermawan.

"Semangat kami hanya satu, yakni Konsisten Menghadirkan Keadilan, ikhtiar Memperbaiki Negeri. Jangan biarkan adanya Pembungkaman apalagi Kriminalisasi. Sikap Zholim hanya akan mendatangkan Petaka! Bersatu, Berjuang, Menang!" ungkap Larshen Yunus, Aktivis HAM yang saat ini juga berkiprah sebagai Ketua DPD KNPI Provinsi Riau.

Presiden Jokowi dan Pak Kapolri, Tolong Kami!!! Perhatikan Kasus Kriminalisasi Helmut Hermawan, Pengusaha Tambang yang dizholimi akibat melawan Lingkaran Kekuasaan dan Cukong Besar. (*)